Narayana 734 - Himbauan Majelis Ulama Indonesia (MUI) untuk memboikot  konser Lady Gaga lahir dari sebagian besar ormas Islam se-Indonesia.  Terungkap pula, penolakan konser Lady Gaga ini bukan hanya di Indonesia  saja, tapi juga di negara lainnya.
"Penolakan mereka disampaikan  ke MUI. Lalu MUI mengimbau agar jika dipandang tidak baik digelar, maka  sebaiknya tidak digelar,"ungkap Wasekjen MUI, Tengku Zulkarnaen, Selasa  (15/5). Sebenarnya, kata Tengku, ada banyak negara yang sudah menolak  kehadiran Lady Gaga ini, termasuk negara Cina.
Negara komunis ini  ternyata bukan saja menolak konsernya, bahkan lebih jauh dari itu  seluruh lagu Lady Gaga dilarang diputar dan beredar di sana. Menilik  itu, Tengku berharap pemerintah dalam hal ini berkuasa penuh untuk  menolak atau mengizinkan konser itu. "Jika pemerintah, atau pihak  keamanan, dalam hal ini polisi merasa akan muncul mudarat dari konser  itu maka polisi yang lebih tahu masalah keamanannya,"ujar Tengku.
Tolak  menolak orang untuk masuk ke negara tertentu dengan alasan keamanan  sudah sering dan biasa terjadi bahkan di negara yang mengaku pahlawan  HAM. Misalnya, Cat Steven pernah ditolak masuk Amerika, dan Yusuf  Qardhawi,ulama moderat Arab pernah ditolak masuk Prancis. "Jadi jika  Lady Gaga berpotensi merusak secara budaya atau politik, maka bagusnya  ditolak saja masuk Indonesia,"tegas Tengku.
Ulama humoris ini menyatakan bahwa Lady Gaga sudah mengatakan secara terbuka bahwa dia pemuja setan Lucifer.
"Ini  jelas figur yang bertentangan dengan negara kita yang berlandaskan  Pancasila berketuhanan yang Maha Esa. Pakaian nya juga selalu tampil  seronok. Dikhawatirkan nanti remaja puteri kita semakin rusak cara  berpakaiannya,"ujar Tengku.
Selain pertimbangan pelarangan Gaga  tadi, tak dipungkiri UU Pornografi bisa jadi dilanggar. Sehingga Tengku  memastikan timbul dampak yang jelek. Syair lagu Gaga dinilainya banyak  yang melanggar budaya dan nilai agama. "Tidak mendidik sama sekali pada  generasi kita. Jadi buat apa digelar hal yang tidak membawa manfaat  apa-apa, kecuali kerusakan?" ujarnya.
REPUBLIKA.CO.ID

No comments:
Post a Comment